Manfaat Bonus Demografi bagi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Keuntungan bagi Indonesia adalah kita memiliki demografi penduduk muda dan ini bisa menjadi source of growth.

Sri Mulyani

Melalui artikel ini, mari sejenak kita mengenal Indonesia dalam angka melalui data statistik.

Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan salah satunya oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki bangsa itu.

Demikian halnya dengan bangsa Indonesia yang saat ini masih dalam taraf membangun, sangat membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Berkaitan dengan hal ini, Indonesia saat ini disebut sedang memasuki suatu tahapan atau era yang sangat krusial dan menentukan dalam perjalanannya sebagai sebuah bangsa yang juga berada dalam masa pembangunan.

Era yang krusial ini oleh banyak kalangan disebut-sebut sebagai era bonus demografi yang saat ini sudah dimulai dan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada rentang tahun 2025-2030.

Era bonus demografi ditandai dengan dominasi jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) atas jumlah penduduk tidak produktif yang bisa dilihat dari angka rasio ketergantungan yang rendah.

Rasio ketergantungan sendiri merupakan perbandingan antara jumlah penduduk usia tidak produktif dan jumlah penduduk usia produktif.

Merujuk pada grafik tren rasio ketergantungan (dependency ratio) penduduk Indonesia selama kurun waktu 1971-2016 yang ditampilkan di databoks katadata berikut, rasio ketergantungan penduduk Indonesia semakin menurun di mana pada 2016 angka ini sebesar 48,4%.

Grafik: Rasio Ketergantungan Penduduk Indonesia, 1971–2016

Rasio Ketergantungan Penduduk Indonesia, 1971–2016

Angka rasio ketergantungan 48,4% ini dapat ditafsirkan sebagai berikut: bahwa 48-49 orang tidak produktif (terdiri atas anak-anak usia 1-15 tahun dan orang-orang tua usia 64 tahun ke atas) akan ditanggung atau ditopang kehidupannya oleh 100 orang usia produktif.

Rasio ketergantungan 2016 ini juga sudah jauh berkurang dibandingkan angka pada 1971 yang sebesar 86%.

Dari grafik rasio ketergantungan di atas terlihat pula bahwa rasio ketergantungan telah turun di bawah 50% sejak 2012. Ini menunjukkan sebuah tren positif.

Jumlah penduduk Indonesia sendiri pada 2016 diperkirakan sebanyak 258 juta orang yang terdiri atas laki-laki sebanyak 129,98 juta orang dan penduduk dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 128,71 juta orang. Hal ini bisa dilihat dari grafik berikut yang diambil dari databoks katadata berdasarkan data dari BPS.

Grafik: Penduduk Indonesia menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin (2016 )

Penduduk Indonesia menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin (2016 )

Dari grafik jumlah penduduk Indonesia 2016 di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk usia produktif sekitar 174 juta atau 67% dari jumlah penduduk Indonesia.

Hal ini memperkuat asumsi bahwa Indonesia memang sudah mulai memasuki era bonus demografi.

Puncak dari era bonus demografi ini akan dicapai ketika jumlah penduduk usia produktif berada pada angka 70% dari jumlah penduduk total yang menurut proyeksi BPS dicapai antara rentang tahun 2025-2030.

Bonus demografi sendiri, sebagaimana kandungan makna kata “bonus”, merupakan sebuah keuntungan yang dapat diraih asalkan memenuhi syarat-syarat tertentu dan diusahakan dengan benar.

Jadi, bonus demografi tidak semata-mata dan otomatis membawa keuntungan dan dampak positif melainkan perlu diusahakan dan diarahkan dengan benar.

Keuntungan yang dapat diperoleh dari bonus demografi adalah tersedianya tenaga kerja usia produktif sebagai sumber daya penopang utama pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

Sementara syarat yang harus dipenuhi untuk meraih bonus demografi tersebut adalah tingkat kesehatan dan pendidikan yang memadai untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas.

Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh menteri keuangan Sri Mulyani dan managing director IMF Christine Lagarde yang dikutip dari situs CPSS UGM.

Menteri keuangan Sri Mulyani dalam sambutannya dalam memperingati 39 tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia di Jakarta, Rabu (10/08/2016) menyatakan bahwa Indonesia memiliki keuntungan karena memiliki demografi penduduk muda yang bisa menjadi source of growth atau sumber pertumbuhan ekonomi.

Pada kesempatan kunjungannya ke Indonesia, Managing Director IMF, Christine Lagarde, saat berpidato di Universitas Indonesia Salemba, Jakarta, Selasa (01/09/2015), juga menyatakan bahwa potensi usia muda dapat menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Tentu saja penduduk usia produktif yang dapat memberi sumbangan pada pertumbuhan ekonomi adalah penduduk usia produktif yang terserap oleh lapangan kerja.

Jadi, salah satu syarat yang wajib terpenuhi dalam pemanfaatan bonus demografi adalah juga tersedianya lapangan kerja yang memadai.

Pengangguran dan penyediaan lapangan kerja merupakan dua masalah penting yang perlu diselesaikan dalam menghadapi bonus demografi.

Pengangguran sendiri masih menjadi masalah besar bagi pemerintah Indonesia di mana angka pengangguran di Indonesia ketiga terbesar di antara negara-negara ASEAN. Berdasarkan data dari databoks katadata, angka pengangguran Indonesia sebesar 6,2% seperti terlihat pada grafik di bawah ini. Angka pengangguran di Indonesia lebih besar dari Malaysia yang hanya sebesar 3,2% dan Singapura sebesar 2,8%.

Grafik: Tingkat Pengangguran di Negara Anggota ASEAN

Tingkat Pengangguran di Negara Anggota ASEAN

Angka pengangguran ini harus dikurangi yang berarti pula makin terbukanya lapangan kerja dan makin siapnya penduduk usia produktif untuk terserap oleh lapangan kerja yang tersedia.

Penduduk usia produktif perlu memperoleh kemudahan akses pendidikan dan pelatihan. Sehingga keterampilan yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan ini dapat meningkatkan kompetensi agar mampu bersaing di dunia kerja.

Pemanfaatan internet juga bisa menjadi salah satu solusi penyediaan lapangan kerja. Adanya aplikasi transportasi online semacam ojek dan taksi online terbukti dapat membuka lapangan kerja.

Hal ini dapat dilihat dari data peningkatan jumlah pekerja per sektor selama setahun di databoks katadata yang grafiknya ditampilkan di bawah ini.

Grafik: Penambahan Jumlah Pekerja per Sektor (Agustus 2015-Agustus 2016)

Penambahan Jumlah Pekerja per Sektor (Agustus 2015-Agustus 2016)

Pada grafik di atas tercatat kenaikan jumlah pekerja dalam sektor transportasi yang salah satunya disumbangkan oleh penambahan driver ojek dan taksi online.

Solusi lain dalam usaha menekan angka pengangguran adalah dengan memperbanyak jumlah pengusaha. Saat ini jumlah pengusaha di Indonesia sebesar 1,65% dari jumlah penduduk.

Pembukaan usaha baru merupakan sumber pertumbuhan ekonomi baru karena menyumbang kepada pendapatan nasional atau PDB (produk domestik bruto).

Jumlah pengusaha sebesar 1,65% ini masih kurang karena jumlah ideal pengusaha yang mampu menopang pertumbuhan ekonomi bangsa adalah 2% dari jumlah penduduk. Jumlah pengusaha Indonesia juga jauh dibandingkan negara lain, seperti Singapura yang jumlah pengusahanya mencapai 7%.

Grafik: Rasio Pengusaha Terhadap Jumlah Penduduk di Beberapa Negara 2013

Rasio Pengusaha Terhadap Jumlah Penduduk di Beberapa Negara 2013

Kebijakan yang dapat mendorong terbukanya lapangan kerja (misalnya melalui investasi) dan kemudahan membuka usaha menjadi pekerjaan rumah buat pemerintah.

Dengan banyaknya penduduk usia produktif yang terserap lapangan kerja dan membuka usaha, ekonomi pun akan tumbuh disertai peningkatan PDB. Dari sinilah pertumbuhan ekonomi dimulai.

Patut disyukuri bahwa bonus demografi ini sudah disadari dan mendapatkan perhatian dari pemerintah meski diakui agak terlambat.

Hal ini seperti dikatakan oleh guru besar demografi UI Sri Moertiningsih Adioetomo atau yang juga akrab disebut profesor Tuning yang dikutip dari situs tirto-id.

Sebagai bentuk antisipasi, pemerintah era Presiden Jokowi memasukkan bonus demografi ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Termasuk menjabarkan kerangka pelaksanaannya.

Terkait bonus demografi ini Presiden Jokowi menyatakan bahwa bonus demografi ibarat pedang bermata dua yang satu sisi membawa berkah jika berhasil mengambil manfaatnya namun di sisi lain bisa menjadi bencana apabila kualitas manusia Indonesia tidak disiapkan dengan baik. Pernyataan ini dikemukakan oleh presiden saat memperingati Hari Keluarga Nasional pada Agustus 2016 dikutip dari tirto-id.

Bonus demografi ibarat pedang bermata dua. Satu sisi adalah berkah jika kita berhasil mengambil manfaatnya. Satu sisi lain adalah bencana apabila kualitas manusia Indonesia tidak disiapkan dengan baik

Presiden Joko Widodo

Tantangan besar berupa potensi bonus demografi sudah menanti di depan mata. Kesiapan dari pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan untuk memanfaatkan potensi ini dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekaligus menyukseskan pembangunan.

Pada kesempatan ini, saya juga memberikan apresiasi kepada segenap redaksi katadata yang sudah berupaya mengumpulkan data-data statistik yang memudahkan untuk mengenal Indonesia dalam angka dan memanfaatkan data-data ini untuk berbagai keperluan.

Leave a comment